WISATASEMARANG.IDKampung Batik Semarang Di era media sosial seperti sekarang ini, tempat wisata dengan spot Instagram sangat diminati. Asalkan cocok sebagai backdrop foto, kami yakin tempatnya akan cepat berkembang dan selalu ramai dengan orang-orang selfie.

Setelah Kampung Pelangi, Kota Semarang punya lokasi Instagram lain yang tak kalah menarik. Kampung Batik namanya. Kampung di kawasan Kota Lama Semarang yang dulunya memiliki sejarah kelam ini disulap menjadi sentra kerajinan batik dan dihiasi mural di setiap sudutnya.

Meski pengrajin tie dye asli Semarang sudah ada sejak tahun 1970-an, namun pesona tie dye ini sudah memudar bahkan hampir hilang. Tertarik untuk berkunjung ke sini? Datang dan rasakan serunya berwisata ke Kampung Batik Semarang!

Bagaimana menuju ke Kampung Batik?

Kampung Batik terletak di kawasan desa Rejomulyo, Semarang. Wisatawan bisa menggunakan Pasar Johar atau kawasan Kota Tua sebagai titik referensi. Dari kedua kawasan tersebut, perjalanan menggunakan kendaraan menuju Bundaran Bubakan yang memisahkan Pasar Johar dengan Kota Tua. Gerbang Kampung Batik terletak di Jalan Pattimura, sangat dekat dengan bundaran.

Warga Sendiri Mengerjakan Mural di Setiap Sudut Jalan Desa

Kampung Batik dulunya memiliki sejarah kelam sebagai kawasan rawan pencurian dan pembunuhan. Namun ketika batik asli Semarang mulai menunjukkan vitalitasnya kembali, citra kelam itu disulap oleh warga desa menjadi unik dan indah.

Setiap sudut jalan Kampung Batik dihiasi mural yang menampilkan motif batik ala Semarang, cerita wayang dan legenda asal usul Kota Semarang. Ini juga menggambarkan bagaimana Raden Patah memberi nama kota Semarang saat itu. Nama Semarang berasal dari kata asam.

Asem adalah pohon asam dan arang berarti “langka” dalam bahasa Jawa. Pada zaman dahulu, kawasan perkotaan Semarang banyak ditumbuhi pohon asam jawa, namun jarak antar pohon cukup jauh atau “jarang”.

Travelers  Dapat Membeli dan Mempelajari Cara Mengikat Pewarna

Selain menemukan aneka kain dasi dan produk olahan dasi khas Semarang, tempat ini juga menawarkan kelas dasi pendek. Pengunjung cukup membayar Rp 25.000-30.000 untuk mencoba melukis batik sendiri dan bertanya tentang sejarah batik di Semarang.

Tidak hanya untuk berbelanja dan belajar membatik, tempat yang ideal bagi wisatawan tentunya adalah dinding-dinding yang penuh dengan mural-mural unik, cocok untuk berfoto. Ada gang sempit yang populer di kalangan turis. Selain mural, bagian jalan yang melewati gang yang dilewati dua sepeda motor juga dicat.

Di kawasan Kampung Batik juga terdapat tempat bernama “Kampung Djadhoel” yang berisi rumah-rumah tua. Di kawasan ini juga terdapat mural yang menghiasi dinding rumah warga dan beberapa kendaraan atau benda tua yang sengaja dipajang sebagai properti foto.

Untuk berfoto di Kampung Djadhoel atau Kampung Batik, pengunjung tidak perlu membayar uang alias GRATIS! Hebat, bukan? Jika Travelers  berkunjung ke Kampung Batik saat hari sudah gelap, Travelers  tidak perlu khawatir melewatkan keindahan mural di setiap dindingnya. Ada deretan lampu kecil di kaki tembok atau di atas jalan. Cahaya bersinar dan menciptakan kesan yang lebih indah.

Shares:
Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *